Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Tips Menurunkan Berat Badan dengan Sayur dan Buah!

Saya akan sedikit berbagi pengalaman pribadi saya melalui tulisan ini. Kurang lebih satu tahun yang lalu, tanpa saya sadari berat badan saya meningkat drastis dibandingkan berat badan sewajarnya. Saat itu, saya disibukkan dengan jadwal kuliah yang lumayan padat dan tugas-tugas kuliah yang tidak sedikit jumlahnya. Pola makan saya sangat buruk, sering begadang dan hampir tidak pernah melakukan olahraga. Akibatnya, berat badan meningkat sampai mencapai status gizi "overweight". Saya menyadari perubahan berat badan dikarenakan saya sering sekali memakan cemilan yang manis dan jarang sekali makan sayur dan buah. Bahkan, seringkali saya memesan makanan junk food untuk menghemat waktu saya terhadap jadwal kuliah yang padat. Kebiasaan makan saya yang berantakan dalam waktu lama tersebut menyebabkan berat badan saya meningkat drastis. Saya menyadari berat badan saya meningkat sebanyak 10 kg kurang lebih dalam waktu 6 bulan. Setelah mengecek berat badan tersebutlah yang membu

Mitos dan Fakta Minum Kopi

Hai guys! kalian tentu gak asing sama kopi kan? atau kamu pecinta kopi? Rasanya gak lengkap memulai aktivitas seharian tanpa minum kopi. Kopi merupakan jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi kedua didunia setelah teh. Data International Coffee Organization menyebutkan bahwa konsumsi kopi terus meningkat tiap tahunnya. Data tahun 2015-2016 sebanyak 151.3 juta orang di dunia mengonsumsi kopi atau terjadi peningkatan 1.3% dari tahun sebelumnya. 151.3 million Estimated number of 60 kg bags of coffee consumed in coffee year 2015/16 (Oct. 2015 to Sep. 2016) 1.3% Average annual growth rate in global coffee consumption since coffee year 2012/13                          ico.org Konsumsi kopi di Indonesia sendiri juga semakin meningkat terutama ditandai menjamurnya bisnis kedai kopi. Kalau dilihat ini salah satu peluang bisnis dan punya prospek besar ya!. Namun, kadang kita sering mendapat informasi tentang efek minum kopi akan menyebakan ini, itu d

Yuk Intip! ini Beda "Less vs Low Sugar" dan "Free Sugar vs Sugar Free"

Buat yang suka beli produk makanan atau minuman pasti gak asing dengan label "less sugar, low sugar, free sugar dan sugar free" pada kemasan. Terkadang label tersebut tertulis lebih besar dibandingkan dengan tulisan lainnya lo! Meningkatnya angka kejadian obesitas dan penyakit degeneratif salah satunya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Gula merupakan salah satu komponen dari karbohidrat yang jika dikonsumsi berlebihan dapat disimpan dalam bentuk lemak oleh tubuh. Selain itu, WHO juga memberikan rekomendasi untuk membatasi asupan gula per hari sebesar 25 gram atau setara 4 sdm.  Sehingga industri juga turut berperan dalam memberikan informasi label produk. Pencantuman klaim pada label produk khususnya di Indonesia diatur oleh BPOM. Perkembangan zaman, teknologi dan pengetahuan menyebabkan kita lebih  aware  terhadap produk yang akan kita makan termasuk dengan label pada produk. Yuk simak penjelasan beda "Less vs Low Sugar" dan &quo

Yuk Melek Gizi untuk 1000 HPK yang Lebih Baik!

Data Riset Kesehatan Dasar terbaru tahun 2018 menunjukkan angka kejadian stunting menurun dari 37,2% menjadi 30,8%. Namun, jika dirata-rata 1 dari 3 anak Indonesia masih mengalami stunting. Anak yang mengalami stunting akan terhambat pertumbuhan dan perkembangannya, mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang dan berisiko terjadinya overweight, obesitas serta penyakit degeneratif. Stunting dapat dicegah dengan adanya pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Pemenuhan gizi ini dimulai dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari). Gizi menjadi faktor penting pada fase-fase 1000 HPK dimulai dari pentingnya pengetahuan gizi Ibu dan juga pendampingan oleh Ayah. Fase 270 Hari Pertama Fase ini dimulai dari proses kehamilan sampai dengan melahirkan. Gizi sangat berperan dalam mempersiapkan janin untuk terus berproses mengalami pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh. Pengetahuan gizi Ibu pada proses ini sangat dibutuhkan. Konsumsi a

Generasi Micin: Benarkah Makan Micin Bikin Bego?

source:deliciousliving.com Kamu pasti udah ga asing kan mendengar kata micin?. Yap, Micin atau MSG atau Monosodium Glutamat berbentuk kristal putih yang digunakan sebagai bahan tambahan penyedap rasa. MSG terdiri dari 12% sodium atau natrium, 78% glutamat (komponen protein) dan 10% air. Rasa yang ditimbulkan dari MSG ini bersifat umami yang tentunya jika ditambahkan dalam masakan akan meningkatkan cita rasa. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, informasi tentang kesehatan, produk pangan sangat mudah diakses oleh sebagian besar orang. Namun sayangnya, perkembangan tersebut tidak diiringi dengan pencarian informasi yang akurat mengenai kebenaran berita tersebut. Salah satunya adalah MSG yang akhir-akhir ini sering kita mendengar istilah "generasi micin, generasi bego". Namun, apakah benar secara ilmiah micin tersebut bikin bego? Yuk simak faktanya! MSG tidak mengandung bahan berbahaya Produk MSG yang secara komersial memiliki nomor registrsi dari Badan Pengawa

Benarkah Makan Nasi bikin Gemuk?

Siapa sih yang ga akrab sama nasi? Yap, nasi menjadi makanan pokok dan sumber karbohidrat tertinggi orang Indonesia. Bahkan, kita sering mendengar istilah " belum makan kalo belum makan nasi" . Saat ini, angka kejadian obesitas meningkat tiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah asupan harian yang berlebih tanpa diiringi dengan aktivitas fisik dan gaya hidup yang sehat. Kebutuhan karbohidrat orang dewasa pada umunya sebesar 55-60% dari total kebutuhan harian. Nah, kadang kala kelebihan karbohidrat dianggap jadi salah satu kunci dalam menyumbang terjadinya obesitas. Ada beberapa poin penting yang harus kamu ketahui apakah benar makan nasi itu bikin gemuk? Obesitas hasil dari kombinasi pola makan dan gaya hidup Kelebihan berat badan yang terjadi saat ini merupakan hasil dari pola makan dan gaya hidup kita di masa lalu. Dengan kata lain, apa yang terjadi pada tubuhmu saat ini adalah sebuah proses panjang baik dari pola makan yang tidak baik maupun gaya hidup yang tid

Pentingkah Pangan Darurat Saat Bencana Alam?

sumber: viva.co.id Beberapa waktu lalu kita semua berduka dengan kejadian gempa bumi dan tsunami yag melanda Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Letak Indonesia yang berada di patahan lempengan dan gunung berapi menjadi sangat berisiko terjadi bencana alam terutama gempa bumi. Ditambah beberapa waktu lalu, belum hilang dari ingatan duka saudara-saudara kita akibat gempa bumi di lombok, NTB.   Hingga saat ini bantuan terus dibutuhkan baik berupa materi maupun bantuan tim SAR. Sulitnya akses mencapai lokasi menjadi salah satu kendala dalam penanganan pasca bencana. Disisi lain, para korban yang mengungsi juga memerlukan bantuan “segera” terutama dalam bentuk makanan, air bersih maupun obat-obatan. Pada saat kondisi darurat, masalah makanan menjadi faktor penting yang menjadi perhatian. Keberadaan pangan darurat menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan gizi korban bencana alam. Apakah pangan darurat itu? Pangan darurat adalah produk pangan/makanan yang dapat langsung dikons

Wow, Ini 5 Fakta dan Mitos Manfaat Susu yang Wajib Kamu Tahu!

Hai guys, siapa sih yang ngga kenal sama susu? susu merupakan salah satu pangan yang sudah dikonsumsi sejak berabad-abad lamanya. Susu kaya akan zat gizi loh seperti protein, vitamin dan mineral yang baik bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, banyak mitos manfaat susu yang salah beredar di masyarakat nih. Yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos manfaat susu yang sering kita dengar! 1. Minum susu bikin tubuh gemuk (MITOS) Kandungan lemak yang tinggi pada susu dianggap bisa menyebabkan kegemukan. Penelitian yang dipublikasikan Dror dan Allen (Nutrition Review) tidak ada kaitan antara konsumsi susu dan lemak tubuh. Nah, bisa jadi dari makanan tinggi lemak lainnya yang menyumbang kelebihan kalori harian lo. 2. Minum susu bisa menyebabkan diare (MITOS) Kalian tentunya pernah dengar ada kondisi orang yang mengalami lactose intolarance (alergi gula susu). Kondisi ini dapat menimbulkan terjadinya diare jika mengonsumsi susu. Nah, dengan demikian kita gak bisa menyimpulk

Cegah Stunting untuk Indonesia yang Lebih Sehat!

sumber:http://sehatnegeriku.kemkes.go.id Stunting atau status gizi pendek merupakan salah satu masalah gizi kronik yang secara global terjadi pada 162 juta anak dibawah 5 tahun. Stunting merupakan dampak dari tidak terpenuhinya zat gizi dalam waktu yang lama dan diiringi terjadinya infeksi penyakit pada 1000 hari pertama kehidupan. Dampak yang ditimbulkan dari stunting meliputi gangguan kognitif dan perkembangan fisik, kapasitas produktivitas dan kesehatan menurun dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif dimasa depan seperti jantung, stroke dan diabetes mellitus. Angka prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi. Data Riskesdas (2013) menunjukkan sebesar 37,2% anak Indonesia mengalami stunting . Hal ini menunjukkan rata-rata 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting . sumber:http://sehatnegeriku.kemkes.go.id   Angka prevalensi stunting yang tinggi tersebut tidak lantas membuat usaha pencegahannya tidak dapat dilakukan. Stunting erat kaitanny