sumber: viva.co.id |
Beberapa waktu lalu kita semua berduka dengan kejadian gempa
bumi dan tsunami yag melanda Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Letak Indonesia
yang berada di patahan lempengan dan gunung berapi menjadi sangat berisiko
terjadi bencana alam terutama gempa bumi. Ditambah beberapa waktu lalu, belum hilang
dari ingatan duka saudara-saudara kita akibat gempa bumi di lombok, NTB.
Hingga saat ini bantuan terus dibutuhkan baik berupa materi
maupun bantuan tim SAR. Sulitnya akses mencapai lokasi menjadi salah satu kendala
dalam penanganan pasca bencana. Disisi lain, para korban yang mengungsi juga
memerlukan bantuan “segera” terutama dalam bentuk makanan, air bersih maupun
obat-obatan. Pada saat kondisi darurat, masalah makanan menjadi faktor penting
yang menjadi perhatian. Keberadaan pangan darurat menjadi penting untuk
memenuhi kebutuhan gizi korban bencana alam.
Apakah pangan darurat itu?
Pangan darurat adalah produk pangan/makanan yang dapat
langsung dikonsumsi saat terjadi keadaan darurat, contohnya saat bencana alam.
Tujuan dari adanya pangan darurat untuk menyediakan pangan yang kandungan
gizinya sesuai dengan kebutuhan harian serta mengurangi timbulnya penyakit pada
korban/ pengungsi. Tentunya, pangan darurat ini ditujukan sebagai langkah awal
sebelum bantuan pangan yang lebih lengkap datang dan diterima oleh korban.
Bagaimana pangan darurat di Indonesia?
Saat ini, perencanaan dan penyediaan pangan darurat sangat
beragam dan belum dikoordinir oleh satu badan tertentu yang dikelola oleh
pemerintah. Bantuan pangan darurat saat ini didominasi oleh produk mi instan. Komposisi
pangan darurat saat ini gizinya belum seimbang dan belum mencukupi kebutuhan
gizi harian, maka pangan darurat menjadi penting untuk menjadi perhatian.
Ditambah lagi, posisi Indonesia secara geologis yang rentan mengalami bencana alam.
Posisi pengembangan pangan darurat saat ini?
Sesungguhnya, saat ini sudah banyak ilmuwan dan peneliti
yang mengembangkan pangan darurat. Pangan darurat yang dikembangkan tersebut
dalam bentuk biskuit, snack bar, dodol, nasi ayam dalam kaleng, sup instan dll.
Pengembangan produk tersebut memerhatikan aspek gizi, kemudahan distribusi,
umur simpan, citarasa, dan efisiensi penyajian/langsung siap makan.
Potensi pangan darurat?
Penelitian terhadap pangan darurat tersebut belum diiringi
oleh produksi masal atau komersil. Produksi pangan darurat dalam cakupan besar
dan dikoordinasikan tentunya membutuhkan dukungan multisektor. Pemerintah menjadi
pengarah kebijakan serta industri juga turut berperan dalam menciptakan pangan
darurat. Selain itu, masyarakat juga perlu tahu pentingnya penyediaan pangan
darurat pada tingkat rumah tangga. Sebagai contoh, jepang merupakan negara yang
sudah banyak memproduksi pangan darurat secara komersil. Setiap rumah tangga,
menyediakan jenis-jenis pangan darurat tersebut sebagai langkah siaga akan
terjadinya bencana.
"Tentunya, kita semua tidak menginginkan terjadinya bencana
alam. Sebagai orang yang tinggal di negara dengan risiko bencana alam yang
tinggi, sebaiknya langkah antisipasi dan siaga sangat diperlukan dari
masyarakat. Semoga tulisan ini bisa memberikan sisi lain pandangan dari bencana
alam. Semoga kita selalu diberi keselamatan dimanapun kita berada!"
Komentar
Posting Komentar